Sudah lewat dua bulan sejak 19 September 2014.
Sejak Tuhan menjemput kak Krishna dalam lelap tidurnya di Jumat pagi.
Sejak Tuhan menjemput kak Krishna dalam lelap tidurnya di Jumat pagi.
Beberapa hari yang lalu, ketika membuka Facebook, tidak sengaja saya membaca update status mas Arya (masnya almarhum kak Krishna). Ketika itu saya tersenyum dan menyadari betapa rindu saya kepada kak Krishna. Jarak di antara kami terasa jauh sekali. Seperti saat lalu, ketika saya tinggal di Jakarta sedangkan kak Krishna ada di Semarang. Padahal, saat ini kami sudah berada di kota yang sama. Sama-sama di Semarang. Jarak rumah saya ke makam ataupun rumah kak Krishna pun tidak sampai 30 menit dengan kendaraan. Aneh rasanya ketika sesuatu yang padahal dekat terasa sangat jauh. Saya termenung. Bahwa mungkin saat ini kak Krishna sudah jauh melanjutkan perjalanannya ke babak selanjutnya dalam kehidupan manusia. Cukup sukar dimengerti, tetapi dalam waktu yang sama juga ada keyakinan dalam diri saya yang merasa bahwa beliau masih berada dekat di sini, yang mana bisa jadi sebenarnya hanya pengharapan atau penghiburan dari saya untuk diri saya sendiri. Hehehe.
Mengenai perasaan aneh terkait jarak ini, saya teringat dengan perkataan ibu saya dulu ketika saya harus kembali ke Jakarta,
Arwah itu udara. Kalau kangen, doakan saja. Pasti doanya akan sampai ke dia.
Dan itu menjadi penghiburan bagi saya setiap kali saya merindukan orang-orang terkasih saya yang sudah terlebih dahulu meniti setapak menuju surga. Saya yakin bahwa lewat doa, rindu dan cinta yang kita rasakan dapat tersampaikan kepada mereka. Mereka masih ada dan mereka bersama kita dalam perlindungan Tuhan yang mencintai umat-Nya.
Be First to Post Comment !
Post a Comment