Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) adalah pendidikan tinggi
kedinasan di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian
Keuangan Republik Indonesia, yang menyelenggarakan pendidikan Program Diploma
Bidang Keuangan (Prodip Keuangan). Tercatat pada tahun 2012, mahasiswa aktif
STAN terdiri dari mahasiswa program DIV, DIII, DIII Khusus, serta program DI
dengan spesialisasi-spesialisasi, diantaranya: Kepabeanan dan Cukai, Kebendaharaan
Negara, Pajak, Pengurusan Piutang dan Lelang Negara, Pajak Bumi dan Bangunan,
dan Akuntansi. Keunikan dari kampus ini adalah pendidikan dilaksanakan tidak
hanya di satu tempat melainkan tersebar di beberapa kota di Indonesia. Selain
itu, jadwal akademik dari tiap program pendidikan tidak lah sama.
Keunikan-keunikan ini tentunya merupakan hambatan sekaligus tantangan sendiri
bagi Sekretariat selaku penanggungjawab akademik resmi serta organisasi
kemahasiswaan yang ada di kampus.
Selaku sebuah organisasi yang menjunjung tinggi demokrasi, partisipasi dari
setiap anggota tentunya merupakan sebuah hal yang wajib ada dan selalu
diharapkan.
Didasari oleh luasnya subjek, maka ada baiknya bila ruang lingkup untuk
bahasan kali ini ditetapkan.
Partisipasi
Secara harfiah, ‘partisipasi’ dapat diartikan sebagai ‘keikutsertaan’. Menurut
Keith Davis, partisipasi adalah suatu
keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut
bertanggung jawab di dalamnya. Partisipasi juga didefinisikan sebagai suatu
gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta
dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat
kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam
bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan. Dengan
demikian, dari sini sebuah ‘partisipasi’ dapat dibagi menjadi dua secara garis
besar yakni: Partisipasi aktif (berupa fisik) dan partisipasi pasif (mental).
Mahasiswa DI STAN
‘Mahasiswa’ di sini adalah mahasiswa aktif yang sedang menempuh
pendidikan Diploma I di kampus Ali Wardhana (Jurangmangu) Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara.
Kemahasiswaan Kampus
Yang dimaksud dengan ‘kemahasiswaan kampus’ adalah kegiatan-kegiatan kemahasiswaan
yang dilakukan atau diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa STAN (KM STAN).
MENENGOK SATU TAHUN KE BELAKANG
Pendidikan mahasiswa Diploma I untuk tahun ajaran 2011/2012 dimulai pada
akhir 2011, tepatnya pada tanggal 5 Desember 2011. Dengan kata lain adalah
terlambat kurang lebih dua bulan dari mayoritas mahasiswa STAN di kampus Ali
Wardhana. Selain itu, perbedaan jadwal UTS, UAS, liburan, serta kuliah terasa
sangat jelas mengingat pemadatan yang harus dilaksanakan di program DI.
Euforia pertama muncul ketika orientasi belajar mahasiswa dilakukan. Hal
ini adalah sangat penting dikarenakan seharusnya bisa menjadi jembatan awal
hubungan antara mahasiswa DI dengan mahasiswa program lainnya. Namun sayangnya
masalah langsung muncul pada poin yang masih muda ini.
Terhalang oleh terbenturnya jadwal akademik, akhirnya hanya sedikit
mahasiswa ‘senior’ yang dapat berperan aktif dalam ospek. Hal tersebut membuat
renggangnya jarak antara mahasiswa DI dengan mahasiswa lainnya. Berbagai kabar
manis maupun pahit mulai beredar simpang siur. ‘Pendatang baru’ ini dipandang
sebagai orang asing, meskipun semestinya dia adalah saudara kita. Yang apabila
terus berlanjut akan menimbulkan pesimisme serta kecurigaan dalam Keluarga
Mahasiswa STAN.
Hal ini rupanya disadari oleh teman-teman Keluarga Mahasiswa STAN. Akhirnya
muncul berbagai inisiatif dari organsisasi mahasiswa dan acara untuk memasukkan
partisipasi dari rekan-rekan program Diploma I.
Salah satu contoh mudahnya adalah pada salah satu acara terbesar yang
ada di kampus Ali Wardhana ‘Festival Budaya Nusantara’ yang dilaksanakan pada
awal April 2012 yang lalu. Di dalam kegiatan ‘Putra Putri Nusantara’ terdapat
terhitung cukup banyak peserta dari mahasiswa Diploma I yang bahkan berhasil
masuk ke Top 5 pada malam final.
Selain Festival Budaya Nusantara, juga terdapat berbagai kegiatan lain
yang sangat terbuka dengan partisipasi rekan Diploma I di dalamnya. Sebut saja
program Tax Awards 2012, berbagai
kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), serta open recruitment kepanitiaan di STAN yang sangat terbuka dengan partisipasi
semua mahasiswa.
Hal tersebut menunjukkan adanya antusiasme dan keinginan untuk menjalin
persaudaraan dari kedua belah pihak, baik mahasiswa DI maupun mahasiswa non DI.
Dengan kata lain, partisipasi fisik secara aktif dari mahasiswa DI adalah cukup
bagus.
Bagaimana dengan partisipasi pasif?
Perkara yang tidak bisa disalahkan adalah terlambatnya teman-teman
Diploma I dalam memulai masa kuliah. Yang dengan kata lain, terpaut sekitar
setengah tahun dari masa pergantian kursi kader berbagai organisasi mahasiswa
di KM STAN. Keanggotaan secara formal dalam kepengurusan di baik Badan
Eksekutif Mahasiswa maupun Himpunan Mahasiswa Spesialiasi dengan otomatis
ditiadakan. Terlambatnya mahasiswa Diploma I ini tentunya juga sedikit
mengebiri hak mereka untuk dapat menjadi perwakilan suara di Badan Legislatif
Mahasiswa. Hal ini tentu merupakan sebuah dilema yang cukup berat mengingat
dalam sebuah organisasi berasas demokrasi, partisipasi dari seluruh anggota merupakan
hal yang sangat penting karena salah satu sebabnya adalah seluruh kebijakan
kemahawiswaan yang diambil akan berdampak kepada seluruh anggota mahasiswa.
Kekhawatiran yang mungkin terjadi adalah semakin renggangnya jarak antara
mahasiswa Diploma I dengan mahasiswa lainnya. Juga timbulnya skeptisme dari
mereka yang suaranya seolah tidak didengarkan. Periode perkuliahan mahasiswa
Diploma I yang dapat dibilang sangat singkat tentunya tidak bisa dijadikan
alasan sebagai dikosongkannya kursi suara mereka karena mereka adalah bagian
dari Keluarga Mahasiswa STAN juga.
Dari penjabaran di atas kita dapat menarik beberapa kesimpulan.
Yang berhasil dicapai dan harus dipertahankan :
Keramahan event-event di STAN untuk semua kalangan. Inisiatif untuk melakukan
pemerataan subjek partisipasi sangat baik dan harus terus dipertahankan serta
dikembangkan. Semangat dari semua pelaku hendaknya terus dijaga. Kesungguhan
untuk menyelesaikan problem yang ada harus
terus diajaga.
Problem serta solusi :
1.
Kesadaran
dan keinginan mahasiswa STAN untuk menjadi satu keluarga.
2.
Sasaran
Kegiatan
Pengikutsertaan mahasiswa Diploma I sebagai sasaran kegiatan adalah hal
yang sangat penting. Hal ini dapat diperluas ke pengikutsertaan mahasiswa
lainnya juga yakni mahasiswa DIII Khusus serta mahasiswa DIV. Langkah ini
merupakan langkah yang sangat penting untuk menyatukan seluruh elemen mahasiswa
yang ada di kampus.
3.
Jadwal
kuliah yang berbenturan.
Perbedaan jadwal dan mas kuliah merupakan alasan utama ketidakhadirannya
partisipasi dari mahasiswa Diploma I dalam berbagai kegiatan yang ada di STAN
baik yang berupa event maupun
organisasi. Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, yang harus dilakukan adalah
adanya penyesuaian jadwal antara kedua belak pihak. Ada baiknya bila sebelum
mengadakan sebuah acara, penyelenggara melihat terlebih dahulu jadwal yang ada
di kalender akademik setiap program pendidikan.
4.
Program
jangka panjang dan masa kuliah yang berbenturan
Yang dimaksud dengan program jangka panjang ini adalah sebuah program
kemahasiswaan di STAN yang akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama,
kurang lebih satu tahun, dengan contoh yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa, HMS,
BLM, dan lain sebagainya. Ada baiknya bila di depan nanti, terdapat rancangan
peraturan istimewa agar dapat mengakomodasi partisipasi mahasiswa DI STAN. Ini
adalah sebuah langkah yang memang tidak mudah dilakukan tetapi akan berdampak besar.
Selain merupakan perwujudan dari asas keadilan, hal ini akan sangat membantu
dalam perwujudan KM STAN yang kompak. Bila kita melihat lebih jauh lagi, hal
ini juga akan memperkuat ikatan alumni yang ada di STAN.
5.
Tidak
dibukanya program DIII
Isu yang ramai diperdebatkan akhir-akhir ini adalah besarnya kemungkinan
tidak dibukanya lagi program Diploma III untuk periode yang panjang. Hal ini
menjadi polemik disebabkan harus diakui bahwa mayoritas partisipan dalam
kegiatan KM STAN adalah mahasiswa program Diploma III. Dan apabila tetap
bertahan dengan segala aturan serta keadaan yang ada, maka sudah hampir dapat
dipastikan eksistensi Keluarga Mahasiswa STAN akan segera berakhir. Hal
tersebut tentu akan sangat disayangkan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu yang
harus dilakukan adalah penyusunan aturan serta perancangan agar mahasiswa
Diploma I, yang memiliki prospek eksistensi di kampus Ali Wardhana lebih besar,
dapat menjadi kader kepemimpinan yang ada di KM STAN. Tidak hanya secara soft skill melainkan juga secara hukum
formal.
Kembali harus ditekankan bahwa
langkah-langkah demikian bukanlah sebuah langkah yang instan dan mudah untuk dilakukan.
Berbagai hambatan dan resiko tentu akan dihadapi. Namun demikian, langkah
paling utama yang harus dilakukan adalah memulai serta berani mencoba. Demi KM
STAN yang jauh lebih baik.
ELNA LALITA
TINGKAT 2 DIII ADM. PERPAJAKAN
Dibuat sebagai syarat
wajib pencalonan dalam PEMIRA 2012 sekalian curhat.
Be First to Post Comment !
Post a Comment